Paracetamol (Acetaminophen) dan Autisme

Apa yang Perlu Diketahui oleh Orang Tua dan Profesional

Paracetamol atau yang juga dikenal dengan nama di pasaran sebagai Panadol atau Sanmol (di Indonesia), merupakan salah satu obat yang paling sering digunakan untuk mengatasi nyeri dan demam selama kehamilan.

Faktanya, penelitian menunjukkan bahwa sekitar setengah dari seluruh wanita hamil di dunia menggunakan paracetamol pada suatu waktu selama kehamilan.

Namun, belakangan ini, sejumlah pemberitaan menimbulkan kekhawatiran tentang kemungkinan adanya hubungan antara paracetamol dan gangguan spektrum autisme (ASD). Di Amerika Serikat, FDA bahkan telah mengumumkan rencana untuk menambahkan label peringatan tentang “kemungkinan hubungan” tersebut.

Hal ini membuat banyak orang tua dan tenaga kesehatan bertanya-tanya:

  • Apakah paracetamol menyebabkan autisme
  • Apakah masih aman mengonsumsi paracetamol (acetaminophen) selama kehamilan?

Mari kita lihat lebih dekat apa yang sebenarnya dikatakan oleh penelitian ilmiah.


Apa yang Ditemukan Penelitian tentang Paracetamol dan Autisme?

Sebuah studi besar di Swedia di tahun 2023 menganalisis data dari 2,5 juta anak yang lahir antara tahun 1995 hingga 2019. Para peneliti meninjau catatan medis, resep obat, serta laporan penggunaan paracetamol selama kehamilan, lalu membandingkannya dengan data diagnosis autisme pada anak-anak tersebut.

  • 1,42% anak yang terpapar paracetamol selama kehamilan kemudian didiagnosa autisme.
  • 1,33% anak yang tidak terpapar juga menerima diagnosa autisme.

Penelitian besar lain dari Jepang, yang melibatkan lebih dari 200.000 anak, juga tidak menemukan adanya hubungan antara penggunaan paracetamol selama kehamilan dan autisme, bahkan ketika membandingkan antara saudara kandung.

Sebaliknya, beberapa penelitian kecil menunjukkan adanya kemungkinan hubungan antara penggunaan paracetamol secara sering atau dengan dosis tinggi selama kehamilan dan peningkatan kecil risiko autisme atau ADHD. Namun, temuan-temuan tersebut tidak konsisten dan kualitasnya lebih rendah.


Jadi, Apakah Paracetamol Menyebabkan Autisme?

Perbedaan kecil yang terlihat pada beberapa studi kemungkinan besar disebabkan oleh faktor perancu (confounding factors), yaitu variabel lain yang memengaruhi baik penggunaan paracetamol maupun perkembangan anak.

Misalnya, banyak wanita hamil mengonsumsi paracetamol karena mengalami demam, infeksi, atau kondisi kesehatan lainnya. Masalah-masalah kesehatan tersebut mungkin sudah berhubungan dengan masalah perkembangan anak, terlepas dari obat yang digunakan.

Karena sangat sulit untuk memisahkan pengaruh obat dari pengaruh penyebab awal (misalnya demam atau infeksi), para peneliti berpendapat bahwa peningkatan kecil dalam angka diagnosis autisme lebih mungkin disebabkan oleh faktor latar belakang dibandingkan oleh paracetamol itu sendiri.

Singkatnya: tidak ada bukti ilmiah kuat yang menunjukkan bahwa paracetamol menyebabkan autisme. Hubungan kecil yang dilaporkan dalam beberapa penelitian kemungkinan dijelaskan oleh kondisi medis lain yang dialami ibu selama kehamilan.


Apakah Wanita Hamil Sebaiknya Tetap Menggunakan Paracetamol?

Meski kehati-hatian penting, melarang penggunaan paracetamol tanpa bukti kuat justru dapat menimbulkan risiko yang lebih besar.

  • Nyeri dan demam yang tidak diobati selama kehamilan bisa berbahaya bagi ibu maupun janin. Demam tinggi, misalnya, dapat meningkatkan risiko komplikasi.
  • Alternatif seperti ibuprofen (NSAID) umumnya tidak disarankan digunakan selama kehamilan, terutama pada trimester akhir.
  • Paracetamol memiliki catatan keamanan terbaik di antara obat-obatan yang tersedia untuk wanita hamil.

    Para ahli sepakat bahwa paracetamol tetap menjadi pilihan pereda nyeri paling aman selama kehamilan dibandingkan alternatif lainnya.

Apakah Orang Tua Perlu Khawatir?

Konsensus ilmiah saat ini cukup jelas:

  • Tidak ada bukti bahwa penggunaan paracetamol selama kehamilan menyebabkan autisme.
  • Penggunaan sesekali dan sesuai dosis yang dianjurkan aman bagi sebagian besar wanita hamil.
  • Jika nyeri atau demam tidak kunjung membaik, sebaiknya konsultasikan dengan tenaga kesehatan, bukan mengobati sendiri atau beralih ke obat lain seperti ibuprofen.

Poin-Poin Penting

  • Paracetamol (Panadol, Sanmol) banyak digunakan selama kehamilan dan tetap menjadi pilihan paling aman untuk mengatasi nyeri dan demam.
  • Tidak ada hubungan sebab-akibat yang terbukti antara penggunaan paracetamol dan autisme.
  • Orang tua tidak perlu menghentikan penggunaan paracetamol jika diperlukan, namun harus selalu mengikuti anjuran dokter dan dosis yang direkomendasikan.

 

more insights

Information Form

Fill out the form below, and we will be in touch shortly.

Contact Information